WISATA ALAM KAWAH PUTIH CIWIDEY BANDUNG
Keindahan pesona alam Kawah Putih Ciwidey disaat musim penghujan
Sejak postingan terakhir Berburu Sunrise Candi Borobudur sekitar 2 bulan lalu tepatnya di awal Agustus 2015, pikiran ini sudah merasakan kejenuhan dan butuh penyegaran kembali. Beragam lika-liku proses pembelajaran dalam sekolah kehidupan harus dihadapi, dari hal yang menyedihkan, mengharukan, mengkhawatirkan, hingga paling membahagiakan-pun telah dilalui dengan kemampuan terbaik dari dalam diri. Pikiran kita diibaratkan sebuah gelas yang telah penuh berisi air putih. Bagaimana caranya menambahkan air ke dalam gelas yang sudah penuh terisi penuh dengan air? Hal paling logis yang dapat dilakukan yaitu dengan membuang separuh ataupun keseluruhan air yang sudah terisi di gelas tersebut lalu mengisinya kembali dengan air yang baru, begitu seterusnya. Sama halnya dengan pikiran kita yang dipenuhi dengan begitu banyak pergumulan batin, cara paling mudah melepaskan seluruh energi negatif tersebut melalui dengan relaksasi mengosongkan pikiran yang telah banyak terbebani dengan rutinitas harian.
Seperti hukum tarik menarik di alam bawah sadar, sepertinya Tuhan YME telah memberikan sinyal akan sebuah kesempatan untuk menjernihkan pikiran melalui orang-orang terdekat di sekitar kita. Maka terjadilah sebuah pembicaraan secara tak sengaja bersama keponakan yang akan merayakan ulang tahun anaknya sweet seventeen dengan pergi berwisata ringan selama 2 hari 1 malam. Muncullah berbagai ide ke beberapa destinasi wisata yang sekiranya dapat menjadi pertimbangan, antara lain: Puncak, Pelabuhan Ratu-Sukabumi, Bandung, dan Cirebon. Akhirnya diputuskanlah Bandung sebagai keputusan terbaik untuk merayakan ulang tahun sweet seventeen keponakan yang jatuh pada hari Sabtu tepat tanggal 17 Oktober 2015 ini.
Walau terkesan persiapan dadakan, di era serba canggih ini sudah bukanlah perkara sulit untuk menyiapkan akomodasi yang diperlukan untuk berlibur. Tinggal seberapa kuat tekad dan niat kita menuntaskan misi kali ini.
- 05.00 AM
Ritual mereset Tripmeter si Mumun ke posisi 0.00 Km saat berangkat Ngebolang
Walau terkesan cukup berat bangun tidur pukul 04.00 pagi lalu berangkat pada pukul 05.00 pagi memberi banyak keuntungan untuk perjalanan jauh ke luar kota. Sudah pasti lalu lintas masih sangat lengang dan lancar jaya minimal kita sudah berhasil melewati spot rawan kemacetan. Jumlah peserta kali ini sebanyak 4 orang termasuk diri gw dirasa adalah kapasitas ideal sebuah Mumun untuk dinas ke luar kota. Walaupun ukuran cabin & volume bagasi terbatas tidak terlalu luas, tetapi semua barang bawaan kebutuhan liburan masih dapat tertata rapi dan terangkut semuanya. Walaupun sarana & prasarana penunjang untuk berpergian ke luar kota menggunakan mumun dirasa seadanya tidak senyaman kendaraan lain yang lebih besar, tetapi ini adalah sebuah Anugerah yang patut disyukuri kepada Yang Diatas ketimbang kita menggunakan angkutan umum yang menguras energi lebih banyak lagi di perjalanan.
Memasuki Toll Cipularang, tepatnya di exit toll Jatiluhur, si Mumun dengan beban angkut maksimal terasa hampir kehabisan tenaga saat jalan menanjak panjang dengan kondisi AC menyala terus. Walaupun Mumun gw mengusung mesin 1.100 cc 4-silinder 16 valve masih kurang mumpuni melahap tanjakan panjang Toll Cipularang. Agar si Mumun tidak terlalu tersiksa, terpaksa AC harus dimatikan agar mesin mendapat dorongan tenaga tambahan & menjaga kecepatan stabil dengan sesama pengguna jalan yang lain. Itenary wajib selama trip kali ini yaitu Kawah Putih Ciwidey, Situ Patenggang, Kampoeng Strawberry, dan Tangkuban Perahu. Sebetulnya terdapat 2 alternatif akses menuju Kawah Putih Ciwidey jika melalui Toll Cipularang, yaitu Exit Toll Kopo atau Exit Toll Buah Batu sebagai jalur alternatif lain. Jika ingin lebih cepat sampai & mudah dipahami rute jalannya lebih enak Exit Toll Kopo hanya butuh waktu tempuh 22 km melalui Soreang hingga Terminal Ciwidey. Jika memilih Exit Toll Kopo hanya saja harus sedikit bersabar melewati kemacetan dan keramaian aktivitas Pasar Kopo Sayati. Beruntunglah kita tiba di Exit Toll Kopo masih jam 8.30 pagi sehingga kemacetan belum dimulai saat melewati Pasar Kopo Sayati. Selepas bayar toll di Gerbang Toll Kopo, langsung berbelok kanan arah ke Soreang. Ikuti saja plang petunjuk arah yang selalu mencantumkan petunjuk ke Ciwidey.
Akses termudah & tercepat dari Jakarta ke Kawah Putih Ciwidey via Toll Cipularang Exit Toll KOPO, langsung belok kanan arah SOREANG - CIWIDEY.
Selepas Terminal Ciwidey, jalan semakin menanjak dan hanya cukup dilalui oleh 2 mobil berpapasan. Kesejukan hawa pegunungan mulai terasa ke seluruh penghuni di mobil karena AC mumun harus dimatikan mengingat medan tanjakan cukup ekstreme butuh tenaga ekstra. Di kanan kiri sepanjang perjalanan terlihat hamparan kebun buah strawberry yang sangat subur dan siap dipetik buahnya. Akhirnya tibalah kita di sebuah titik terpampang sebuah Plang Besar ucapan selamat datang pertanda kita telah tiba di Wisata Kawah Putih. Banyak rombongan menggunakan bus besar terlihat sedang mengantri didata oleh para petugas sebelum memasuki pintu Ticket Box. Berhubung gw udah sempat browsing kesana-kemari membaca review blogger lain yang sudah pernah berkunjung kesini, maka kemudi mobil langsung gw arahkan menuju tempat parikir bus besar untuk melanjutkan perjalanan menggunakan shuttle menuju titik lokasi. Jika kalian ogah mengantri & berdesakan naik shuttle berjenis angkot dengan para wisatawan lainnya, maka kalian diharuskan membayar Rp 150.000 untuk mobil pribadi saja ditambah dengan tiket masuk per orang agar bisa menuju lokasi Kawah Putih sejauh 6 km dari posko Ticket Box menggunakan mobil pribadi.
Gerbang Penyambutan Kawah Putih Ciwidey
Tiket Masuk Kawah Putih Ciwidey kondisi Weekend* (*rate October 2015) yang masih ramah di kantong
Jika kalian sudah terbiasa "merakyat" pun bukan persoalan naik shuttle berjenis angkot yang diberi nama Ontang-Anting karena ongkosnya jauh lebih reasonable hanya Rp 15.000 Pulang Pergi/ orng plus Tiket Masuk Rp 18.000/ orng plus Biaya Parkir Rp 6.000 untuk Roda Empat. Sudah lama tidak merakyat naik angkot, sekalinya harus naik angkot dihadapkan pada track bernyali melewati medan extreme tanjakan tikungan terjal di jalan yang agak sempit ditambah dengan kecepatan cukup ngebut. Lengkap sudah penderitaan ini dibuat "Milk-Shake" oleh abang sopir Ontang-Anting yang penggemar lagu dangdut goyangan Ayu Ting Ting ini yang sudah di Copy ke Flash Disk tentunya, he..he.. Bisa dibayangkan dapur pacu Mitsubishi Colt T-120SS ato Carry Futura dengan muatan Full Load dipaksa melahap tanjakan terjal hingga jarum Rpm menyentuh angka 5.000 posisi Gigi 1, sudah tentu nyaris kehabisan nafas untuk ukuran minibus 1500cc berpenggerak roda belakang ini. Perjalanan menegangkan plus Milk-Shake ini untungnya hanya ditempuh sejauh 6 km saja (One Way). Turun dari Ontang-Anting badan ini langsung sempoyongan serasa turun dari perahu nelayan yang melaut semalam suntuk di Samudera Hindia.
Tiket ALL IN Kawah Putih include ongkos Ontang-Anting saat kondisi Weekend* (*rate October 2015)
Penampakan Ontang-Anting berwarna Orange "ngejreng" berwujud rupa layaknya sebuah Angkot
Bersantai Cantik menunggu penumpang lainnya ikut dalam rombongan Ontang-Anting Colt T120 SS bernomor lambung 74 ini
Akhirnya kita tiba di titik tertinggi yang dapat dijangkau oleh kendaraan roda empat. Walaupun pada hari kunjungan gw ke Kawah Putih ini, mayoritas warga Bandung, Jawa Barat dan sekitarnya pendukung Persib (para Bobotoh) banyak yang hijrah ke Jakarta untuk menonton pertandingan Piala Presiden, nyatanya tidak berpengaruh pada obyek wisata Kawah Putih yang tetap ramai dikunjungi oleh para ABG, Muda Mudi, Pasangan Muda, Keluarga Kecil, hingga Rombongan pelajar.
Tumpah Ruah penumpang Ontang-Anting berhamburan keluar langsung menyerbu spot foto pertama ber-WeFie ria di gerbang penyambutan Kawah Putih
Legenda terbentuknya fenomena alam Kawah Putih Ciwidey
Kondisi kawah putih yang sedang surut di musim kemarau berkepanjangan ini
Retakan pada dataran kawah yang mengandung belerang ini penanda kekeringan ekstrem yang juga melanda daerah ini. Sungguh miris melihatnya..
Spot foto cukup bagus dari Menara Pos Pantau bagi Lansia tidak kuat berjalan kaki menuruni tangga menuju Kawah Putih
Di bulan Oktober ini yang sedang dilanda kemarau berkepanjangan-pun turut berpengaruh terhadap volume air di danau Kawah Putih yang terlihat sedang surut, sehingga pengunjung memungkinkan mendekati kawah berair hangat ini. Hampir 1 jam berada di Kawah Putih membuat kepala ini mulai terasa pusing dan mual-mual efek dari bau melerang yang menyengat di hidung ini. Dirasa sudah mencukupi menikmati keindahan yang ada sekaligus stok foto di beberapa spot bagus sudah cukup banyak, diputuskanlah untuk "Turun Gunung" mencari oksigen yang lebih menyegarkan untuk bernafas. Tak perlu khawatir untuk pulang menuju spot awal tempat kita memarkirkan kendaraan, karena puluhan Ontang-Anting sudah siap berangkat di Shelter Keberangkatan mengantarkan kembali pengunjung yang sudah puas menikmati panorama alam di kawah putih Ciwidey.
Shelter Ontang-Anting siap mengantarkan pengunjung pulang ke area parkir bawah
SEKILAS PANDANG KAWAH PUTIH:
- Obyek wisata yang sudah berdiri cukup lama ini ternyata sangat mudah dijangkau baik dengan akses kendaraan pribadi dan ramah dijangkau dengan Angkutan Umum yang banyak tersedia dari berbagai penjuru Bandung.
- Sebuah keindahan fenomena alam yang sangat mempesona yang berhasil diungkap oleh ilmu pengetahuan manusia.
- Terlihat banyak pembenahan yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata setempat untuk meningkatkan kenyamanan pengunjung maupun meningkatkan taraf kesejahteraan ekonomi masyarakat sekitar.
- Disarankan mengunjungi kawah putih disaat musim penghujan, karena volume debit air di dalam kawah lebih tinggi sehingga sangat bagus untuk spot foto.
- Fasilitas Ontang-Anting yang disediakan oleh pengelola obyek wisata dirasa murah meriah dan laik jalan, walaupun dari segi standard safety harus ditingkatkan kedepannya karena tidak dilengkapi dengan pintu sama sekali sangat berbahaya untuk anak kecil.
- Banyak sekali penjual strawberry di area pelataran parkir bawah yang terkesan "agak memaksa" menawarkan dagangannya dengan "harga mengecoh". Harap berhati-hati dengan jebakan pedagang buah strawberry di tempat ini yang menyodorkan dagangan strawberry-nya hanya seharga Rp 5.000 dengan kemasan berukuran besar. Saat kita serius mau beli ternyata banderol Rp 5.000 untuk kemasan yang sangat kecil sekali (5 pcs strawberry), dan kemasan besar yang disodorkan diawal harus ditebus dengan harga Rp 20.000 lebih. Waspadalah !!!!
NEXT ITENARY: SITU PATENGGANG
Puas menikmati keindahan panorama Kawah Putih, destinasi selanjutnya yaitu Situ Patenggang yang masih dalam wilayah Ciwidey berada tidak jauh sekitar 4 km dari Kawah Putih. Sebenarnya ada obyek wisata lain, yaitu Ranca Upas menyuguhkan habitat asli rusa yang pastinya kita lewati saat menuju Situ Patenggang tidak kita singgahi karena jadwal itenary yang sangat padat. Rute menanjak dan menuruni bukit yang dilalui menuju Situ Patenggang terhampar perkebunan teh yang sangat hijau dan subur mengingatkan akan pemandangan kebun teh di Jalur Puncak Cipanas. Bedanya kontur jalan menuju Situ Patenggang tidak se-ekstrem di Jalur Puncak. Semilir Hawa Sejuk dari luar memiliki kesegaran alami khas pegunungan dibanding hawa sejuk dari AC si Mumun.
Perjalanan di siang hari pun sangat teduh menuju obyek wisata Situ Patenggang yang konon menurut review dari para blogger yaitu sebuah hamparan danau yang begitu luas dan terbentuk alamiah karena fenomena alam, maka disebutlah Situ. Terpampang petunjuk arah cukup jelas agar mengambil jalur kanan untuk memasuki area obyek wisata Situ Patenggang yang langsung disambut dengan Pos Penjagaan Tiket Masuk. Tak berapa jauh sudah mulai terlihat begitu banyak mobil pribadi dan rombongan dengan bus besar terparkir rapi dengan pemadangan membelakangi sebuah Situ, yap betul si Bolang sudah tiba di Situ Patenggang.
Gerbang Utama Penyambutan Obyek Wisata Situ Patenggang
Tiket masuk Situ Patenggang kondisi Weekend* (*rate October 2015)
Tiket masuknya pun masih tergolong ramah di kantong untuk segala kalangan yang ingin menghabiskan waktu liburannya di Situ Patenggang ini. Di hamparan danau yang begitu luas ini terlihat berjajar rapi perahu kayu nelayan dan wahana Pedal Boat/ Sepeda Air bagi yang ingin mengelilingi danau yang indah ini. Kami berempat pun lebih memilih menumpangi perahu kayu nelayan. Benar saja gw langsung dihampiri oleh seorang bapak tua yang menurut pemahaman gw bertindak sebagai "Calo/ Makelar" bagi pengunjung yang ingin menyewa perahu untuk menuju Batu Cinta di bagian ujung danau Situ Patenggang. Pikiran ini sudah memberi sinyal kewaspadaan akan berbagai trik/ bujuk rayu orang yang mencoba menawarkan jasanya ke pengunjung awam kaya gw. Kami ditawarkan untuk menyewa 1 kapal seharga Rp 300.000 PP untuk menuju Batu Cinta. Dalam hati gw bergumam, emangnya gw Presiden ato orang penting bang yang butuh privacy tinggi harus menyewa kapal yang hanya diisi oleh 4 kepala. Mencoba bernegosiasi akhirnya kami memilih menunggu rombongan lain hingga Full Occupied (setara maksimal 16 orng) agar ongkos bisa ditekan hanya Rp 30.000 saja per orangnya.
Pengalaman menguji Adrenalin naik perahu kayu motor terisi penuh 16 orang dewasa. Cukup murah meriah hanya Rp 30rb/ orng untuk menepis rasa penasaran apa itu Batu Cinta dan Pulau Cinta diseberang sana.
Perahu kayu dalam posisi siap "Angkat Jangkar" menunggu 16-orang rombongan ibu-ibu arisan yang sedang jajan dulu di warung.
Hati ini tergelitik seperti apa ya menaiki kapal kayu melintasi danau besar dengan arus tenang? Sudah lama diri ini menyimpan kerinduan naik kapal kayu beramai-ramai yang terakhir kali di Ancol semasa duduk di bangku SD kala itu. Ternyata oh ternyata ke-12 penumpang yang ditunggu adalah rombongan ibu-ibu arisan yang sedang berlibur cantik, kebayang kan bagaimana kerempongan ibu-ibu arisan terombang-ambing di dalam kapal kayu kecil yang dimana tempat kita duduk nyaris sejajar dengan permukaan air danau (perahu serasa ingin tenggelam). Setelah kapal didorong & didayung menjauhi daratan, barulah mesin motor tempel langsung distater oleh pak Nahkoda yang duduk seorang diri di bagian buritan kapal sambil sesekali mengamati BB-nya. Kerempongan seisi kapal sudah mulai mereda sambil asik berfoto ria sepanjang pesisir situ yang masih sangat alami. Perjalanan sekitar 10 menit, akhirnya tibalah kita di sebuah daratan yang dari kejauhan nampak sebuah batu menyerupai telur, inikah yang dinamakan Batu Cinta?
Keindahan mengelilingi pesisir Situ Patenggang menggunakan Perahu Boat Kayu
Benar saja, saat sudah menginjakkan kaki di daratan lagi terlihat sebuah bingkai raksasa yang menjelaskan sejarah terbentuknya Batu Cinta di Situ Patenggang ini. Ternyata di trip kali ini, sebuah keberuntungan bisa melihat sebuah daratan menyerupai "pulau kecil" yang konon muncul ke permukaan saat air surut di musim kemarau saja. Masyarakat sekitar menyebutnya "Pulau Cinta" yang dari kejauhan tidak terlihat adanya tanda-tanda kehidupan di pulau mini tersebut.
Bingkai Sejarah Legenda Asal Mula Batu Cinta
Spot Foto Batu Cinta yang mengarahkan pandangan ke Pulau Cinta Situ Patenggang
SEKILAS PANDANG SITU PATENGGANG:
- Lokasi sangat berdekatan dengan obyek wisata Kawah Putih Ciwidey
- Spot of Interest di Situ Patenggang hanya Batu Cinta & Pulo Cinta saja
- Pedagang strawberry, dll ditata di suatu tempat membaur dengan pedagang souvenir di areal parkir.
- Lebih baik sedikit lama menunggu penumpang lainnya untuk "sharing ongkos" jika berniat naik kapal menuju ke Batu Cinta & Pulau Cinta.
- Waktu singgah di Batu Cinta & Pulau Cinta hanya sekitar 20 menit saja, agar jangan sampai terpisah apalagi tertinggal dengan rombongan 1 kapal.
NEXT ITENARY: MEMETIK STRAWBERRY di KAMPOENG STRAWBERRY
Jam di dashboard si Mumun sudah menunjukkan pukul 13.30 siang, dimana 2 itenary perjalanan telah dituntaskan. Masih ada cukup waktu untuk menuntaskan 2 itenary lagi hingga malam tiba. Karena badan ini sudah cukup lelah perlu asupan energi yang cukup maka makan siang menjadi solusi terbaik. Berhubung itenary kali ini adalah memetik strawberry langsung dari kebunnya, sekalian saja kita makan siang di restoran sunda yang berada di dalam kompleks yang sama. Menu nasi timbel khas sunda cukup digemari oleh para pengunjung resto ini. Setelah perut ini dirasa cukup kenyang, ternyata akses menuju ke kebun strawberry dikunci dari luar. Oleh pak Satpam diberitahu bahwa strawberry di kebun tersebut telah habis dipetik oleh pengunjung lainnya, sehingga kebun ditutup untuk sementara waktu hingga buahnya tumbuh kembali.
Lokasi Kampoeng Strawberry berada tidak jauh sebelum obyek wisata Kawah Putih Ciwidey di kiri jalan
Posisi Tripmeter si Mumun di itenary kali ini sudah menempuh 231.5 km dari titik 0 Km di BSD
Selain memiliki restoran, kebun strawberry, di Kampoeng Strawberry juga menyewakan bungalow bagi yang ingin menikmati dinginnya malam di Bandung Selatan
Oleh si pak Satpam yang sama kita diarahkan ke perkebunan strawberry yang dimiliki & dikelola sendiri oleh warga persis diseberang Kampoeng Strawberry. Bisa dibilang mayoritas warga di daerah ini 90% mata pencahariannya berkebun strawberry, sisanya ada yang menjadi juru foto di obyek wisata yang tersebar di Ciwidey. Setelah tawar menawar, akhirnya Dealing terjadi dengan pemilik kebun untuk 1 kg strawberry yang dipetik dihargai Rp 40.000/ kg. Tidak luas memang kebun strawberry yang dimiliki setiap warga disini, tetapi rasanya sangat cukup bagi kami yang masih pemula bagaimana memilih strawberry yang sudah waktunya dipetik dari akarnya.
Hamparan kebun strawberry milik warga persis diseberang Kampoeng Strawberry
Musim kekeringan yang melanda Bandung Selatan juga turut mempengaruhi harga jual di pasaran lebih tinggi dari biasanya.
Walaupun proses memetik strawberry terlihat sederhana & mudah dilakukan oleh "Bu. Tani" tetapi dirasa cukup menyenangkan mengisi liburan berwawasan alam seperti ini.
Hasil jerih payah memetik strawberry terkumpul 4 bakul kecil setara 2 Kg saat ditimbang. Warna merah merekah dari Strawberry berukuran besar yang dipetik rasane muanisss sekaleee....
Selama hampir 2 jam berkonsentrasi penuh memetik strawberry finally terkumpul seberat 2 kg (rencana hanya 1 kg saja) saat ditimbang untuk selanjutnya dibawa pulang & dijadikan jus strawberry yang berstatus Original from The Field. Perasaan senang bercampur bahagia karena dari aktivitas sederhana ini kita mendapatkan pengalaman yang sungguh berkesan, Wanna Try?
SEKILAS PANDANG MEMETIK STRAWBERRY:
- Memetik strawberry ibarat sebuah pengalaman yang unik & sarat makna kehidupan. Jika ada 2 orang beriringan (depan belakang) saling memetik buah strawberry dari pohon yang sama & di waktu yang bersamaan, anehnya strawberry berkualitas baik di suatu pohon tidak semuanya bisa terlihat oleh masing-masing individu yang saling memetik di pohon yang sama. Uniknya lagi bahwa pohon strawberry adalah pohon yang sangat pendek tetapi lebat daunnya, yang sangat mudah terlihat secara kasat mata dimana letak buahnya.
- Fenomena ini menerangkan bahwa setiap rejeki yang dimiliki oleh setiap individu sudah memiliki porsinya masing-masing dari Yang Diatas. Pesan moral yang didapat adalah: Janganlah pernah takut kehabisan rezeki apalagi menguasai rezeki orang (serakah), selama masih terus dicari maka ia (rezeki/ berkah) akan selalu tersedia di waktu yang tepat anda membutuhkannya...
- Tidak Percaya? Silahkan Buktikan di Kebun Strawberry !!!
NEXT ITENARY: RUMAH GUGUK
Perjalanan pulang dari kawasan Ciwidey serasa sudah tidak asing lagi dan terasa lebih cepat pada awalnya, tiba-tiba kemacetan menghadang di pasar Kopo Sayati. Si Mumun pun harus bersabar mengantri di lalu lintas yang padat merayap hingga menuju pintu masuk toll Cileunyi tujuan kita untuk bisa menuju Lembang. Bagi sebagian orang, Lembang bukanlah destinasi yang semenarik pusat kota Bandung dengan hingar bingar keramaiannya. Lalu apa yang membuat gw selalu kangen dengan Lembang? Yap betul, akses menuju Lembang saat ini memiliki "semi obyek wisata" baru bernama Rumah Guguk yang sedang "happening" di media sosial khususnya Instagram. Rumah Guguk di daerah Setiabudi Atas (setelah rumah sosis) ini sebetulnya hanyalah sebuah Pet Shop biasa, tetapi karena si pemiliknya "kreatif & inovatif" mengemas konsep Pet Shop yang diusung, maka jadilah Rumah Guguk menjadi "Point of Interest" penggemar hewan berjenis Anjing dari berbagai penjuru di luar Bandung.
Peta Lokasi menuju Rumah Guguk @ Setiabudi Atas Bandung
Berada di komplek perumahan yang tenang, Rumah Guguk memiliki atmosfer yang "Fun & User Friendly)
Interior Rumah Guguk layaknya "Supermarket" Pet Shop
Fasilitas Taman Bermain yang luas untuk hewan kesayangan
Salon hewan dibalik sebuah kaca transparan besar yang terekspose dari luar
Kolam Renang Mini di Rumah Guguk sebagai salah satu "Treatment" untuk hewan kesayangan anda
Anak anjing berjenis Chow-Chow, salah satu koleksi yang dijual di Rumah Guguk
Anak anjing berjenis ShiTzu, salah satu koleksi yang dijual di Rumah Guguk
Tampaknya ini adalah sebuah Dormitory bagi para anjing yang sedang ditinggal pergi pemiliknya cukup lama
TAKE A REST: VILLA DE ROSSA @ Lembang
Sebanyak 4 itenary telah dituntaskan dalam kurun waktu 1 hari penuh, sungguh sangat melelahkan tetapi juga menyenangkan :D. Sepulang dari Rumah Guguk, hari semakin gelap di sekitaran Setiabudi Atas. Untungnya gw sudah memiliki beberapa referensi hotel langganan di seputaran Lembang, jadi tak usah khawatir menemukan penginapan yang nyaman, aman, tetapi tetap Murah Meriah tentunya, he..he.. Waktunya beristirahat Full Time, karena masih ada hari esok sebagai hari terakhir untuk menuntaskan 2 itenary lagi di penjuru Bandung.
Tampak Depan Villa De Rossa yang lebih menyerupai Guest House
Suasana Asri di sepanjang langkah kaki menuju kamar, dan villa yang tersedia untuk disewakan.
Room Rate Hotel Villa De Rossa di Weekend Low Season cukup Worth It untuk para Budget Traveller seperti gw
NEXT ITENARY: GUNUNG TANGKUBAN PARAHU
Pagi hari setelah Mandi & Breakfast yang telah disiapkan oleh pihak hotel, tiba waktunya berkemas untuk segera Check-Out dari Villa De Rossa untuk melanjutkan itenary berikutnya mengunjungi kawah Tangkuban Perahu yang sudah terkenal sejak lama.
Tiket Masuk Obyek Wisata Tangkuban Perahu saat Weekend Low Season
Selamat Datang di Obyek Wisata Gunung Tangkuban Parahu
Pemandangan Kawah Tangkuban Perahu yang mengering dilanda musim kemarau berkepanjangan
LAST ITENARY: RUMAH BUNGA RIZAL
Koleksi tanaman Bunga Anggrek yang tumbuh subur karena iklim, suhu udara, dan kelembapan daerah Lembang yang mendukung
Oleh-oleh Kaktus & Sakalen dari Rumah Bunga Rizal. Oleh-oleh unik yang cukup ramah di kantong hanya Rp 10.000/ pcs
Ragam pilihan jenis Kaktus & Sakalen yang bisa dijadikan oleh-oleh
06.00 PM: FINISH BSD
Final Tripmeter PP BSD-Ciwidey-Lembang sejauh 524.7 km
BERAPA KONSUMSI BBM MUMUN?
Berdasarkan data manifest yang terukur di Tripmeter di posisi 0.00 Km hingga kembali pulang ke rumah tercatat menempuh sejauh 524.7 Km. Berangkat dari rumah kondisi BBM di posisi 1/2 kurang dikit hingga kembali posisi semula saat tiba di rumah menghabiskan Rp 210.000 setara 28.37 liter Premium.
- BBM Premium : Rp 210.000,-
- Harga Premium : Rp 7.400
- Volume Liter Premium : 28.37 Liter
- Jarak Tempuh PP : 524.7 Km
- Konsumsi BBM per liter : 18.49 Km/ Liter (524.7 Km / 28.37 liter)
Wisata Alam Bandung Murah Meriah
Reviewed by beuritberdasi
on
19.43
Rating:
Tidak ada komentar: